Tuesday, December 22, 2015

Sheromy, Teman Baikku di Negeri Kari

Selama tinggal di Srilanka, gw punya teman baik, namanya Sheromi. Kami bertemu di gereja. Dia 3 tahun lebih muda daripada gw. Orangnya baik, cantik, bersahabat, dan lucu. Dia dan keluarganya aktif di gereja. Sherom kurang lancar berbahasa Inggris. Kalau ada pembicaraan kami yang mampet karena terkendala bahasa, dia langsung manggil mamanya atau siapapun yang ada disekitar kami buat jadi penerjemah. Gw dan Sherom adalah orang yang saling men-sirik-i satu sama lain. Sherom sirik sama kulit gw yang dia anggap putih, dan gw sirik sama badan Sherom yang kurus. Sherom punya 2 kakak dan 2 adik. Kakak Sherom yang tertua sudah menikah dan tinggal di luar kota, sedangkan kakak keduanya tinggal di Swiss.

Beberapa waktu yang lalu, Sherom nemenin gw beli kartu natal di kota, pulangnya gw dibawa main ke rumah dia. Saat lagi ngobrol sama mamanya Sherom, tiba-tiba Sherom bilang kalau gw harus ngobrol sama kakaknya di Swiss yang bernama Rebeka. Ebusyhettt. Kaget lah gw. Kenal juga kaga, garing banget, harus ngomong apa gw? Tanpa babibu, Sherom nelepon kakaknya via skype dan hape nya disodorin ke gw. Nah lo!!!! Mulailah gw ngobrol sama Rebeka. Lucunya, Rebeka tau banyak tentang gw, ternyata selama ini Sherom cerita banyak soal gw ke Rebeka. Rebeka juga orang yang ramah. Baru kali ini gw skype-an sama orang yang ga gw kenal tetapi ketawa ngakak sepanjang pembicaraan. Malah Rebeka ga malu untuk nangis pas cerita rindunya dia sama Srilanka karena sudah 3 tahun tinggal sendiri di Swiss. Gw yang merasa senasib sama Rebeka karena tinggal jauh sendiri di negeri orang jadi terhibur dengan semua cerita Rebeka. Namun Rebeka lebih sulit karena tinggal di negara Barat yang rasa kekeluargaannya tidak seperti negara timur. Di akhir pembicaraan, kami 2-orang-yang tidak-saling-kenal saling menguatkan satu sama lain selama tinggal di negeri orang. Setelah lebih dari setengah jam, gw pindahin itu skype ke mamanya Sherom, ga enak bokkk lama-lama ngobrol pake hape orang.

Belum selesai “kelucuan” Sherom, ini anak berulah lagi. Tiba-tiba dia nyodorin hape yang lain, katanya gw harus ngobrol sama kakaknya pertamanya yang tinggal di luar kota (duh lupa gw namanya, sebut saja namanya Mawar). Belum sempat gw protes, si Mawar udah nyapa duluan “Hei Yolanda bla bla bla”. Lalu ngobrol lah kami layaknya orang yang sudah kenal lama karena ternyata Sherom juga sering cerita tentang gw ke Ka Mawar ini. Saat lagi teleponan, Ka Mawar lagi ada acara Family Gathering dari kantor suaminya namun dia tetap antusias ngobrol sama gw. Kata Ka Mawar, Sherom sering cerita tentang gw karena dia senang punya teman baru dari luar negeri yang kulitnya putih. Aduh Sherommmmmm, polos banget sih engkau nak. Pembicaraan diakhiri dengan ancaman dari Ka Mawar bahwa gw harus datang ke rumah Sherom saat Januari 2016 pas Ka Mawar mudik ke Rumah Sherom.

Setelah ngobrol panjang sama keluarga Sherom dan ngabisin 1 kotak es krim, gw pun pamitan pulang. Sherom nganterin gw pulang ke panti jompo tempat gw tinggal yang di tempuh 5 menit naik bus yang ongkosnya seribu perak. Hari yang aneh. Bisa-bisanya gw teleponan lama sama orang yang ga gw kenal. Ternyata selera lucu-lugu Sherom belum berakhir. Sebelum naik bus Sherom ngajak gw mampir ke toko langganannya. Gw pikir Sherom mau beli sesuatu. Sampai di toko, Sherom ga beli apa-apa. Ternyata Sherom ngajak ke toko itu karena yang punya adalah mantan bos nya dan bisa bahasa inggris, jadi bisa ngajak gw ngobrol. Ampun deh Sherommmmmm. Kamu kok ya lucu banget jadi warga Srilanka. Bos Sherom ini seorang bapak berusia akhir 40 atau awal 50. Ngobrol panjang lah kami. Lumayan dapat minuman gratis. Hahahaha.

Setelah keluar dari toko, gw nanya ke Sherom “Siapa lagi yang bisa bahasa inggris yang mau kamu kenalin ke aku Sherom?” Sebenarnya itu pertanyaan sarkasme. Tetapi gw lupa kalau Sherom itu wanita lugu yang ga terbiasa dengan sarkasme. Dia jawab “aku punya teman baik yang kerja di apotek, dia kurang lancar bahasa inggris, tapi kalian bisa ngobrol karena dia orang baik.” Gw cuman bisa melongo karena Sherom langsung narik tangan gw pergi ke apotek yang ga jauh dari toko mantan bos nya itu. Sampailah gw di apotek dan gw berasa jadi ondel-ondel karena apotek lagi ramai dan pada ngeliatin gw. Daerah tempat gw tinggal memang desa sepi jadi kehadiran orang asing bikin tontonan tersendiri. Untung pegawai apotek ramah semua jadi gw enjoy-enjoy aja “dikerjain” Sherom.

Dari apotek, kami langsung ke terminal dan pulang ke panti jompo naik bus. Untung Sherom ga kenal kondektur dan supir bus nya. Kalau Sherom kenal mereka, bisa dipastikan gw akan dikenalin dan disuruh ngobrol sama supir dan kondektur tersebut. Di bus, Sherom bilang, suatu saat akan ngajak gw ke rumah tantenya. Dia bilang tantenya baik dan lancar berbahasa inggris. Terserah ngana deh Sher.

Terimakasih Sherom untuk keluguanmu, untuk kelucuanmu, untuk kebaikanmu, untuk penyambutanmu, untuk keluargamu, untuk mantan bos-mu, untuk teman-temanmu. Gw yakin Sheromi pingin gw nyaman dan senang tinggal di negara dia jadi dia nunjukin semua hal yang dia sayang dan dia anggap baik. Sherom yang baik. Aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu.



1 comment:

  1. Wakakakk...u bawa aja ke sini de..paati lebih ternganga lagi sama kulit gw haha

    ReplyDelete