Tuesday, December 22, 2015

Mari Menabur Perbuatan Baik

Di awal desember 2015 kemarin, panti jompo kami kedatangan penghuni baru, 2 orang lansia perempuan kakak beradik. Sejak lahir mereka tidak bisa berbicara (bisu) dan tidak bisa mendengar (tuli). Mereka juga punya adik cowo yang juga menderita bisu-tuli, namun sudah menikah. Ga kebayang deh gimana perasaan orang tua mereka saat mendapati semua anak mereka bisu-tuli. Pastinya orang tua mereka mengkuatirkan masa depan anak mereka. Namun bukankah Tuhan senantiasa memelihara anak-anakNya? Sekarang kedua kakak beradik bisu tuli ini  berusia 60 tahunan.

Beberapa puluh tahun yang lalu, sewaktu mereka masih muda dan orang tua mereka masih hidup, mereka mempunyai tetangga yaitu kakak beradik yang masih kecil. Kakak beradik ini menjadi yatim piatu di usia yang masih dini sehingga keadaan mereka miskin sekali. Si adik miskin ini (selanjutnya di sebut A) sering di ajak main sama perempuan bisu tuli ini. Sering diberi perhatian, makan, dan dibantu kebutuhan sehari-hari oleh perempuan bisu-tuli dan keluarganya. Tahun berganti tahun, si A kemudian sukses dan bekerja di Swiss. Tiga tahun yang lalu orang tua perempuan bisu-tuli meninggal dan mereka hanya tinggal berdua. Si A kembali ke Srilanka untuk liburan sebelum kembali bekerja di Swiss. Si A yang pernah mendapat kebaikan dari 2 perempuan bisu-tuli ini berinisiatif mengirimkan mereka ke rumah jompo dan akan menanggung iuran bulanan mereka. Si A merasa kuatir jika perempuan bisu-tuli tinggal hanya berdua tanpa adanya orang normal, akan ada orang yang berbuat jahat karena mengetahui keterbatasan fisik penghuni rumah. Lagipula sejak orang tua perempuan bisu-tuli ini meninggal, mereka memilki masalah finansial. Memang agak susah mencari pekerjaan untuk orang yang mengalami keterbatasan fisik. Sekarang dua perempuan bisu-tuli ini menjadi penghuni tetap panti jompo dengan supply dana dari si A. Beberapa hari setelah mengantar ke panti jompo, si A balik ke Swiss.

Ada tiga hal yang menarik dari cerita ini.

Pertama. Walaupun mengalami kekurangan fisik, kedua perempuan bisu-tuli ini bisa menjadi berkat bagi sekitarnya. Mereka tulus menolong tetangga mereka yang miskin. Pertolongan bukan hanya dari segi material, namun juga bisa berupa perhatian dan kasih sayang. Tidak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia. Tuhan memakai dua perempuan yang cacat ini untuk membantu sesama. Orang yang cacat saja mau membantu dan menjadi berkat bagi orang kain, harusnya orang yang dilahirkan normal bisa melakukan lebih toh?

Kedua. Tuhan pasti akan selalu memelihara umat yang berserah padaNya. Hal yang wajar jika kedua orang tua perempuan bisu-tuli ini sedih dengan keadaan anaknya yang cacat. Pasti mereka kuatir akan masa depan anak mereka. Mending kalau hanya 1 yang cacat, kenyataannya semua anak mereka cacat. Namun Tuhan membuktikan janji pemeliharaan bagi umatNya. Di usia yang sudah tua, Tuhan memelihara mereka melalui perantara tetangganya. Burung di udara aja yang tidak pernah menanam dan menabur, namun mereka di pelihara Tuhan. Apalagi manusia yang merupakan ciptaanNya yang paling mulia. So, janganlah kiranya kita kuatir akan hari esok, apa yang akan kita makan, dan apa yang akan kita minum.

Ketiga. Gw yakin banget seyakin-yakinnya, dahulu waktu si A masi kecil, kedua perempuan bisu-tuli ini ga akan nyangka si A jadi sukses. Pasti ga sekalipun terpikir “kita tolong si A yuk, nanti kan si A kalau besar sukses dan balik akan menolong kita”. No. Mereka benar-benar tulus menolong tanpa mengharapkan pamrih. Apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai. Tuaian itu bisa berbuah 2x lipat, 10x lipat, 100x lipat bahkan ribuan kali lipat. Dan waktu menuai mungkin bukan hari ini, esok, minggu depan, dll. Namun Tuhan sudah menetapkan waktu tuai yang sempurna bagi masing-masing orang. Perempuan bisu-tuli ini menuai beberapa puluh tahun kemudian. Gw jadi ingat Oma Jeya, penghuni jompo yang mengalami gangguan jiwa. Oma Jeya tidak punya saudara dan orang tuanya sudah meninggal. Iuran bulanan panti jompo Oma Jeya ditanggung pemerintah. Selama tinggal dipanti jompo, cuman 1 orang yang rutin mengunjungi Oma Jeya, yaitu tetangganya yang sudah tua. Tetangga ini selalu terkenang kebaikan orang tua Oma Jeya sewaktu mereka masih hidup. Orang tua Oma Jeya selalu membantu tetangga ini. Sekarang tetangga ini membalas kebaikan orang tua Oma Jeya dengan rutin mengunjungi Oma Jeya dan terkadang memberikan uang kepada Oma Jeya. Padahal tidak pernah ada satu pun keluarga Oma Jeya yang mengunjungi Oma Jeya.

Gw pernah baca artikel, saat lagi sedih dan merasa ga berguna, coba deh melakukan kebaikan terlebih kepada orang yang tidak dikenal, misalnya memberi makan tukang becak atau pengemis. Membayar lebih dagangan jika penjualnya sudah tua, dll. Pasti ada semangat baru setiap kali melihat senyum orang yang menerima kebaikan kita. Beneran loh terbukti. When you see poor people smile, it means smile of God. Hal kecil yang kita lakukan bagi orang lain, mungkin bisa jadi merupakan hal besar yang diterima orang tersebut.


Apa yang kita tabur, itu pula yang kita tuai. What you put out into the world, comes back to you. Selamat berbuat baik tanpa pamrih teman.

Between the angels

2 comments:

  1. Sgt terberkati yolanda..
    Tilimikici cantik

    ReplyDelete
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip

    ReplyDelete