Saturday, February 20, 2016

Post Working Syndrome

Belakangan ini banyak pesan whatsapp masuk dari beberapa teman (mantan) kantor gw di Indonesia. Dari yang sekedar ngirim meme, curhat, sharing ilmu, sampai gossip kantor. Ada 1 teman (mantan) kantor nanya “Lo udah 6 bulan di sana, lo ga kangen yol?”. You guys, jangankan 6 bulan, baru empat hari tinggal di Srilanka aja gw udah maha kangen sama (mantan) kantor dan sampai sekarang masih belum bisa move on. Gw reeeendu sama  rutinitas mba-mba kantoran (yang sebelumnya gw anggap sebagai rutinitas maha membosankan).

Awal gw tiba di Srilanka, gw senang banget karena bisa meninggalkan rutinitas kantor. Gw bahagia akhirnya bisa berhenti kerja. Gw memang salah satu korban salah milih jurusan kuliah dan memiliki rencana untuk banting stir dari bidang ilmu yang gw geluti. Namun gw menunggu waktu (dan tabungan) yang tepat. Dalam hati gw tertawa-iblis membayangkan teman-teman di kantor yang lagi hectic sedangkan di sini gw (yang ribuan mil jauhnya) lagi hore-hore. Gw senang bisa “kabur” dari deadline dan kasus yang lagi jadi trending topic di kantor. Gw senang bisa putus hubungan sama beberapa rekan kantor yang hanya dengan ngeliat mukanya dari jarak 10 m bisa bikin gw migraine.

Namun hore-hore itu hanya bertahan sementara. Hari ke-4 di Srilanka gw merasa jadi orang linglung karena tidak ada kesibukan yang berarti. Dua minggu pertama di Srilanka gw menunggu visa ijin untuk tinggal selama setahun. Selama dua minggu tersebut yang gw lakukan hanya jalan-jalan, menikmati peran jadi turis (kere) di negara orang, main, ngobrol, dan melakukan kegiatan hore-hore lainnya.

Perubahan rutinitas yang ekstrem ini belum bisa diterima sama otak gw. Mendadak gw kangen baca email kantor, padahal saat masih kerja inbox di email kantor gw penuh dengan ratusan unread email (yang terkadang sengaja ga gw baca jika subject emailnya ga menarik atau ada tendensi bikin nambah kerjaan). Gw kangen bunyi telepon kantor, padahal saat masih kerja gw males banget denger telepon bunyi karena ganggu konsentrasi dan kadang ujung-ujungnya nambah kerjaan. Sering banget gw sengaja ga angkat telepon kalau lagi rempong, apalagi kalau yang nelepon dari “si tukang bikin migraine” (layar telepon di kantor gw bisa memunculkan nama penelepon). Gw kangen suasana berisik, padahal saat masi kerja gw suka emosi jiwa sama departemen tetangga yang berisik banget, apalagi kalau menjelang closing akhir bulan, aduhaiii berisiknya. Memang ruangan kantor gw tidak ada sekat dinding pemisah. Lupa bawa head set di akhir bulan = kesalahan fatal.

Gw juga kangen lalu lintas yang ramai. Gw yang pulang-pergi kantor menggunakan motor menempuh 2 jam perjalanan, entah mengapa sering jatuh dari motor. Suatu kali gw pernah jatuh dari motor saat perjalanan ke kantor. Gw maksain diri tetap nerusin perjalanan ke kantor karena saat itu ada audit dan ada beberapa dokumen yang harus gw persiapkan. Sampailah gw di kantor dengan kaki nyeri-bengkak dan shock-tremor pasca jatuh di jalan raya yang ramai. Mungkin bos gw bosan dengan tragedi-jatuh-dari-motor yang sering gw alami, jadi beliau hanya komentar “Kenapa sih yol kamu sering banget jatuh dari motor?” Sampai hari ini gw juga masi belum menemukan jawaban atas pertanyaan bos gw itu. Belon lagi kalau lagi musim hujan, duh PR banget deh buat anak geng motor macam gw: macet, kedinginan, dan masuk angin. Saat musim hujan gw akan menambah anggaran bulanan untuk pijat spa.

Gw juga kangen dinas luar kantor, padahal sebelumnya gw mualesss buangettt kalau harus dinas luar kantor, dinas luar kantor = menumpuk kerjaan harian. Apalagi kalau TKP dinasnya melewati area macet atau di pelosok peradaban, yang bikin gw harus berangkat lebih pagi daripada resah gelisah takut terlambat karena terjebak macet di jam padat. Saat masi kerja, gw hampir tiap minggu dinas ke Cikarang (kantor gw di Bintaro), hal yang sangat gw benciiii. Perjalanan yang membosankan dan melelahkan Tangerang-Cikarang-Tangerang. Mati gaya di taksi. Rekor terparah saat gw pulang dinas Cikarang-Tangerang terjebak macet hingga 5,5 jam di jalan. Mau peeeeengsan rasanya. Namun gw sekarang merindukan perjalanan dinas luar kantor, ngobrol sama supir taksi, dengerin penyiar radio sambil menikmati macet, dan memandang bangunan tinggi sambil memperhatikan orang-orang dari kaca taksi (booong deng, biasanya kalau dinas luar kantor gw: masuk taksi-tidur-dibangunin kalau udah sampai).

Sekarang, di Srilanka, hari-hari yang gw lalui, bertolak belakang dengan kehidupan gw di Indonesia. Sangat jauh berbeda bagaikan Bruno Mars dan Andika Kangen Band. Ga ada email yang harus gw cek. Ga ada suara krang-kring telepon. Ga ada suasana berisik yang mengganggu konsentrasi. Ga ada lalu lintas menyebalkan yang harus gw lewati (jarak dari kamar ke tempat gw beraktivitas di Srilanka cuman 100 m, jalan sambil merem juga bisa). Ga ada cerita jatuh dari motor. Ga ada cerita masuk angin karena kehujanan. Ga ada cerita berangkat lebih pagi untuk menghindari macet. Ga ada mati gaya saat perjalanan dinas luar kantor yang jauhnya bikin tua di jalan. Gada deadline menumpuk. Gada rekan kantor yang bikin migraine dan tensi naik. Entah mengapa semua yang tidak gw suka saat gw menjalani rutinitas mba-mba kantoran, mendadak gw rindukan. Mungkin ini yang namanya post working syndrome. Huhuhu…kangen.

Selain rutinitas harian kantor, gw juga reeeendu sama suasana lalalayeyeye bersama tim di kantor. Mulai dari meeting serius-lumayan serius-tidak serius, candaan lucu-kurang lucu-tidak lucu, obrolan penting-kurang penting-tidak penting di jam kerja, bully, perbincangan (yang di dominasi obrolan vulgar) di grup chatting, pesta cemilan saat baru ada yang balik dari mudik atau dinas luar kota, bahkan gesekan (manusiawi) sesama anggota tim. Namun yang paling gw rindukan adalah obrolan jam makan siang sambil cuci mata karyawan kece dari lantai lain. Di saat makan siang inilah teman-teman cowo gw membuktikan kemampuan mata elangnya dalam mencari bibit unggul. Gw ingat sama teman kantor gw (seorang pria muslim) yang saat bulan puasa rela menahan godaan aroma makanan ikutan gabung di kantin demi melihat kecengannya yang beda lantai makan siang di kantin. Dia bilang: “ngeliat muka si doi kecengan bikin kenyang batin.” Cuiiihhhh. Anyway, gw agak kaget dengan memory otak pria yang cenderung lebih spesifik mengingat organ tubuh yang tidak umum untuk dijadikan deskripsi ciri fisik. Saat gw men-cirikan teman perempuan dengan “si Mawar yang rambutnya keriting”, atau “si Melati yang badannya pendek” entah mengapa teman pria gw men-cirikan dengan sudut pandang berbeda “si Mawar yang pantatnya besar”, atau “si Melati yang betisnya kecil”. Rasanya gw ga pernah perhatiin orang sampai ke betis-betisnya. Bahkan teman pria gw ini pernah bilang kalau gw mirip sama artis Fitri Tropica, pas gw tanya apanya yang mirip, dia bilang BIBIR kami mirip, sama-sama tebal. Ampun DiJeee, puluhan tahun gw ngaca, gw ga pernah sadar kalau bibir gw tebal. Dasar mata lelaki!!!

Gw juga kangen hang out pulang kantor: sekedar ngobrol, gossip tak berujung, dan curhat (yang terkadang tanpa solusi) sambil mengeksplor makanan berkalori tinggi. Terkadang, gw juga memilih killing time seorang diri sepulang kerja hanya untuk menikmati malam dan mengasah jiwa melankolis. Saat menulis ini, gw baru sadar kalau ternyata selama ini gw memiliki kehidupan yang bahagia. I don’t have everything that I want but I do have all I need. Bodohnya gw, kenapa selama ini gw pikir aktivitas kantor gw adalah aktivitas membosankan dan penuh dengan masalah. Mungkin selama ini gw hanya terfokus pada sisi negatif aja, padahal saat gw trace back, banyak hal menyenangkan dan bermakna dari semua hal yang pernah gw jalani. Pas banget sama renungan harian yang gw baca pagi ini. Dikatakan, saat kita sedang terpikir akan sisi buruk suatu hal, harus cepat-cepat dialihkan ke sisi baik agar kita bisa menjalani hidup lebih baik dan penuh ucapan syukur.

Mungkin kalau dipraktekan akan seperti ini: Saat gw bete harus ke kantor dengan cuaca hujan deres sehingga kedinginan dan macet, namun gw harus bersyukur karena setidaknya gw sampai kantor ga keringetan dan lepek seperti biasanya. Saat gw bete karena telepon kantor yang sering bunyi, namun gw harus bersyukur karena gw masi dianggap mumpuni untuk membantu permasalahan mereka yang menelepon gw. Saat gw bete harus dinas luar kantor yang jauh, namun gw bersyukur karena  gw bisa menjadi berkat buat supir taksi melalui rejeki dari argo taksi. Lucunya, kalau gw udah lama ga dinas luar kantor, pasti supir taksi langganan gw akan sms “Non, kok udah lama ga manggil taksi bapak, udah jarang dinas luar kantor ya non?” SMS perhatian supir taksi ini seperti oase buat jomblo macam gw yang udah lama ga dapat kiriman SMS perhatian. Naseeeeeb.

Memang gw ga bisa memutar kembali waktu. Yang bisa gw lakukan adalah belajar dari kesalahan, mengembangkan diri, dan berkomitmen akan menjalani setiap harinya dengan penuh makna. Gw ga mau lagi menjalani hari-hari dengan sia-sia dan penuh keluh kesah.  Mungkin rutinitas non-hectic di Srilanka ini suatu saat akan gw rindukan saat gw balik ke Indonesia. Gw memilih untuk bahagia dengan melihat dari sudut pandang yang positif. Anyway, positive thoughts are not enough, there have to be positive feelings and positive actions. Every day may not be good, but there is something good in every day. Bukan berarti gw ga punya masalah. Masalah gw banyak banget, malah sampai bikin gw lupa apa aja masalah yang gw hadapi. Tetapi gw berkomitmen untuk tidak menjadikan masalah yang gw alami membuat gw lupa sama berkat yang gw terima setiap harinya. Sekarang gw ga lagi menyesali kenapa gw salah jurusan. Gw ga lagi menyesali 5 tahun kuliah dengan beban batin yang sangat tiada terkira. Gw ga lagi menyesali pernah terjebak kerja di bidang ilmu yang ga gw suka. Gw ga lagi menyesali pernah disakiti pria brengsek. Banyak hal indah dan bermakna yang gw dapatkan dari ketidaksukaan gw sama jurusan kuliah, pekerjaan gw, dan hal lainnya yang membuat gw terus bergumam “Terimakasih TUHAN.”

You are where God wants to be at this very moment. Every experience is part of His divide plan. Just simply have to trust His will –Quote-

Aku merindukan kalian Departemen System Quality Management (baca: Departemen Lalalayeyeye)







4 comments:

  1. akhirnya ngeblog juga,..btw siapa emang pria breangsek itu...eh...never give up about love deh

    ReplyDelete
  2. Cihuyyyyy...
    Udh lama ga baca blog..selalu nunggu..hahahahaha

    Everything happen for a reason.

    Bgitu juga saat gw baca blog..pas bettttt..hahahahhaa

    Maacihnya cantikk

    ReplyDelete
  3. Kok g ada poto kita lg pose dikantin d6 pung wkwkwkkw

    ReplyDelete
  4. Kok g ada poto kita lg pose dikantin d6 pung wkwkwkkw

    ReplyDelete