Sunday, January 3, 2016

Pelayanan Pemuda Tamil-Singapur di Srilanka

Etnis mayoritas di negara Srilanka adalah Sinhala dan Tamil. Etnis Tamil ini berasal dari India. Selain di India dan Srilanka, Tamil juga dijumpai di Malaysia, Singapura, Mianmar, Indonesia (tepatnya Medan), dan di beberapa negara lainnya. Seperti etnis Tionghoa yang bisa ditemui di banyak negara, etnis Tamil juga berkoloni di beberapa negara. Saat ini gw tinggal di daerah Etnis Tamil-Srilanka bagian utara (desa Puttur-Jaffna, 10 jam dari ibukota Kolombo). Mayoritas etnis Tamil di sini beragama Hindu.

Pada tanggal 23 Desember 2015 kemarin, panti jompo (tempat gw tinggal selama di Srilanka) kedatangan 9 pemuda-pemudi dari Gereja Tamil di Singapura. Mereka berencana akan tinggal di Srilanka sampai tanggal 29 Desember 2015. Mereka datang ke Srilanka, bekerja sama dengan Sinode Methodist di Srilanka, dengan agenda pelayanan bagi Etnis Tamil di Srilanka bagian utara. Mereka mengunjungi panti jompo, panti asuhan, sekolah, gereja, dll selama 7 hari. Mereka tidak hanya datang, beramal, dan “nonton” subjek yang mereka kunjungi. Namun mereka juga mengisi acara seperti drama, nyanyi, menari, melakukan games, memberi renungan, dll. Mereka juga mengadakan kegiatan-kegiatan kepemudaan dan aktivitas gereja di sini. Gw (sangat) terpesona sama kegiatan pelayanan mereka di sini. Ini pertama kalinya gw menemukan pelayanan pemuda gereja yang ga masuk logika serta akal sehat gw. Mari gw jelaskan alasan gw bilang pelayanan mereka ga masuk logika gw.

Pertama.
Tujuh orang dari mereka masih kuliah dan 2 orang yang sudah kerja. Walaupun masih tergolong muda, namun mereka mau melakukan pelayanan amal, 7 hari pula. Umumnya para pemuda gereja melakukan pelayanan amal hanya sehari dan hanya 1 tempat. Pelayanan amal yang sehari aja (atau misalnya rencana perayaan natal di gereja) BIASANYA ada drama anggota yang bete jika ada usul mereka yang ditolak forum atau ga suka sama konsep acara, ujung-ujungnya ngambek dan pindah gereja. Padahal untuk siapakah pelayanan yang mereka lakukan?
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.
Pelayanan amal 7 hari pastinya memerlukan konsep matang (yang disusun sejak jauhhhh hari), penuh pertimbangan, serta kerelaan hati memberikan waktu dan tenaga untuk menyusun rencana pelayanan ini. Mereka pasti ga mau uang yang dikeluarkan selama 7 hari di Srilanka menjadi sia-sia belaka jika konsep tidak matang. Itu semua dilakukan sama anak muda yang sebagian besar masih ngurusin KRS dan IPK,,,hmmmm. Dari mereka bersembilan, ada 1 orang yang bikin gw melting. Dia lulusan army di Singapur dan sudah punya jabatan di sana. Namun tahun lalu dia memutuskan untuk sekolah pendeta. Bener-bener mengingatkan gw sama 1 ayat alkitab. God is calling, how will you answer? “Ini aku, utuslah aku”. Atau……… “Ini aku, utuslah dia.”

Kedua.
Kegiatan ini tidak dibiayai sepenuhnya oleh gereja mereka di Singapur. Mereka murni mencari dana dan sponsor untuk kegiatan amal ini. Mereka juga harus mengeluarkan biaya dari tabungan sendiri. Ditambah lagi trip ini dilakukan 23 – 29 Desember yang notabene adalah peak season, so pasti tiket dan akomodasi akan bertarif di atas harga normal. Halahhh, palingan mereka tajir di Singapur sana??? Hmm, gw sih kurang tau ya, tapi penampilan dan aksesoris yang mereka kenakan sih biasa aja tuh, ga wah-wah banget. Lagipula, kalaupun jika  mereka memang memiliki finansial yang oke, patut diacungi 4 jempol mereka mau datang dan berbagi kasih di pedalaman Srilanka, ga tanggung-tanggung langsung 7 hari dan meninggalkan kemeriahan natal di Singapur. Kalau gw sih mending duitnya gw pakai buat liburan. Sepakat????

Ketiga.
Mereka melakukan kegiatan ini di negara orang, Srilanka. Bukan di negara sendiri, Singapur. Pastinya ini adalah keputusan yang sangat berani dan bertanggung jawab. Jarang-jarang pemuda gereja pelayanan ke negara lain karena membutuhkan konsep, tenaga, waktu, dana, dan koordinasi yang oke punya. Apalagi mereka melakukannya di hari natal, hari yang lazimnya dilewatkan dengan berkumpul bersama keluarga. Singapur gitu loh, salah satu negara tujuan berlibur, pasti kemeriahan natal di Singapur menggoda banget. Saat hari pertama bertemu mereka dan mereka bilang akan melewatkan natal di sini, gw langsung bercanda-sewot “Ngapain kalian natalan di sini, sana pulang ke Singapur!! Harusnya kalian natalan sama keluarga tauuuu.” Dengan cool-nya mereka bilang “Kan kita semua satu keluarga, keluarga dalam Tuhan dan memiliki darah leluhur yang sama. Saya Tamil, mereka Tamil, warga di sini Tamil, dan kamu pun (gw maksudnya) saat ini Tamil.” Wuuowww,,,malu merana deh gw mendengar jawaban dewasa mereka.

Keempat.
Mereka adalah sekelompok anak muda yang tidak terpuruk kegalauan terhadap hal yang berbau anakmuda-oriented; study, kekasih, uang, karir, dll. Sempat-sempatnya mereka memikirkan di belahan bumi lain masih ada etnis mereka yang belum mengalami pertumbuhan rohani, terutama dalam iman Kristen. Memang Christian-spirit di daerah Tamil ini kurang. Masih banyak jemaat gereja yang datang ke gereja namun juga datang ke pura. Semangat natal pun kurang terasa. Gw bukannya membahas aksesoris natal ya (yang memang sangat amat minim sekali di sini), namun yang gw maksud adalah kerinduan akan makna kelahiran dan penebusan Sang Juruselamat bagi dunia. Para pemuda gereja Singapur ini memilih daerah Tamil di Srilanka sebagai destinasi kerinduan mereka untuk melayani. Ini sudah kedua kalinya mereka datang. Tahun lalu mereka datang namun bukan saat natal. Bukan hanya Tamil di Srilanka aja kerinduan mereka, mereka juga sudah program jangka panjang pelayanan bagi Etnis Tamil di negara lain.

Kelima.
Ini yang paling gw ga habis pikir dan benar-benar ga masuk logika duniawi gw. Mereka berada di Srilanka selama 7 hari. Pelayanan mereka hanya dilakukan di wilayah Tamil utara (Jaffna-Puttur dan sekitarnya). Mereka benar-benar fokus di daerah yang memang kurang berkembang secara ekonomi. Fyi, ini bukan daerah wisata. Daerahnya panas-gersang. Ga ada mall. Bioskop ada tapi kecil. Suasana cenderung membosankan. Ga ada yang menarik di sini. Kesimpulannya : benar-benar bukan daerah yang oke untuk dijadikan destinasi saat melancong ke Srilanka. Dannnnnn, ke 9 pemuda ini tidak punya agenda untuk mengunjungi area wisata di Srilanka. Bener-bener langsung cabut ke Singapur. Ondemandeeee. Are u kidding me, dude? Gw jadi inget dosa gw sama kegiatan kepemudaan di Gereja gw di Tangerang. Gw juaranggggg banget ikutan kegiatan persekutuan pemuda. Namun kalau acara jalan-jalan, manggang-manggang, keluar kota, baru deh ikutan. Dengan prinsip “sekalian refreshing”. Malah sejujurnya, refreshing adalah tujuan utama gw join saat ada kegiatan bersama pemuda gereja. Saat itulah gw sadar sungguh betapa tidak-dewasanya gw.

Tanggal 27 Desember kemarin mereka bikin acara natal buat para pemuda Gereja Methodist di wilayah Tamil. Mereka ingin membangkitkan Christian-spirit (dan juga Christmas-spirit) buat anak muda di sini dengan harapan bisa meneruskan pergumulan para pemuda Singapur ini karena memang tidak selamanya mereka bisa terus-terusan mengunjungi Tamil-Srilanka. Gw benar-benar kagum sama 9 pemuda ini. Mereka, anak muda yang semuanya LEBIH MUDA daripada gw, benar-benar memberkati dan mengajari gw apa itu artinya HIDUP dan HIDUP yang tidak sia-sia. Sungguh tragis menjalani hidup hanya berpikir akan pipi yang terlalu tembem, rambut yang sering rontok, jerawat yang ga ilang2, perut yang ga rata, dan sering merasa bosan sama rutinitas (isi hati sang penulis –Yolanda-). Ada buanyaaaaakkkk hal yang harus kita lakukan untuk menjalani hidup menjadi lebih berarti, bukan hanya terfokus terhadap ke-AKU-an. Aku lapar, aku belum naik gaji, aku belum naik pangkat, aku baru putus, aku pingin travelling, dan aku aku aku lainnya yang membuat kita berpikir bahwa “Aku tidak bahagia.”

Real happiness doesn’t come from getting everything you want, it comes from sharing what you have with people who matter.

Semoga apa yang mereka gumulkan dan rindukan akan etnis mereka bisa terjawab. Memang ga bisa kelihatan hasilnya secara instan, pastinya dibutuhkan waktu untuk dapat memetik buah dari benih yang ditabur. Namun jika kita menabur dengan doa dan keyakinan di dalam Tuhan, pastinya tiada yang mustahil BagiNya.

Gw yakin seyakin-yakinnya pelayanan 7 hari mereka di sini bisa berdampak positif dan menjadi berkat bagi orang lain (setidaknya sudah sangat memberkati gw). Mereka ngajarin gw untuk ga egois hanya memikirkan KESELAMATAN gw sendiri. Mereka mengajari gw bahwa kebahagiaan sejati itu bukan apa yang tampak oleh mata manusia. Karena kebahagiaan yang tampak oleh mata manusia akan hilang saat manusia tersebut kembali menjadi abu.

Create a life that feels good on the inside, not one that just looks good on the outside (Quotes).
Selamat menjalani tahun 2016 dengan lebih berarti,kawan.








1 comment:

  1. Mantappp yol...sungguh terberkati membaca blog lo ini..😙😙

    ReplyDelete