Nah loh, repot ga tuh? Jawabannya=repot pake banget. Anak sekolah jadinya belajar 3 bahasa di sekolah. Setiap petunjuk jalan, kantor pemerintahan, pengumuman dan info lainnya menggunakan 3 bahasa yaitu Inggris, Sinhala, dan Tamil. Belum lagi huruf Sinhala berbeda dengan huruf Tamil. Jadi misalnya kalau lagi di mall, papan penunjuk “Toilet” di buat dalam 3 bahasa. Acara TV nya pun begitu. Ada channel TV khusus Sinhala, ada channel TV khusus Tamil. Jadi sinetron yang lagi booming di kalangan Sinhala berbeda sama sinetron yang lagi booming di kalangan Tamil. Refottt ciiiin. Untuk film, hanya ada sedikit film berbahasa Tamil, kebanyakan film berbahasa Sinhala. Yah harap maklum deh pemirsa, biaya pembuatan film kan mahal, kalau yang nonton cuman 13% warga, ya ga balik modal.
Selain acara TV, buku dan Koran pun begitu. Ada Koran bahasa Sinhala, ada Koran bahasa Tamil. Alkitab dan buku lain juga begitu. Di perkotaan, beberapa gereja menjadwalkan 3 ibadah di hari Minggu. Paginya ibadah dalam bahasa Inggris, siangnya ibadah dalam bahasa Sinhala, dan sorenya ibadah dalam bahasa Tamil. Tapi di pinggiran kota, prosesi ibadah gereja , papan informasi, dan lainnya hanya dibuat dalam 1 bahasa, yaitu bahasa etnis mayoritas yang tinggal di daerah tersebut. Gw yang tinggal di daerah Puttur di mana di sini didominasi etnis Tamil jadi bahasa percakapan, Koran, radio, papan informasi semuanya, ibadah gereja dalam bahasa Tamil.
Selain itu kemasan produk juga ada 3 bahasa. Biasanya kan di kemasan produk kan ada data bahan baku, cara pemakaian, dan keterangan lainnya. Jadi kemasan mie instan di sini penjelasan bahan baku dan cara pembuatan di tulis dalam 3 bahasa. Hahhh, jadi harap maklum kalau tulisannya kecil-kecil, biar muat booo. Semua adil semua senang.
Terus gimana kalau orang Sinhala yang ga lancar bahasa Tamil ketemu sama orang Tamil yang ga lancar bahasa Sinhala? Yah ujung-ujungnya pake bahasa Inggris. Kalau mereka ga lancar bahasa Inggris juga? Bahasa tarzan dipersilahkan (baca=gerakan tubuh). Tjapeee deh.
Untung aja di Indonesia ada sumpah pemuda: “Berbahasa satu, bahasa Indonesia”. Gimana kalau di Indonesia di buat macam di Srilanka ya? Indonesia kan punya beberapa etnis besar; Jawa, Batak, Sunda, Padang, Ambon, dll (baca = banyak). Ga kebayang papan informasi toilet di mall segeda apa hanya untuk menerjemahkan kata “Toilet” dalam berbagai bahasa etnis di Indonesia.
Keterangan di kemasan makanan dibuat dalam 3 bahasa |
Ibadah dalam 3 bahasa |
Bahasa Tamil |
lucu..segar...setidaknya mereka lebih jago bahasa inggris dari kita..keep posting ^_^
ReplyDelete