Wednesday, November 18, 2015

and I Think to My Self, What a Wonderful World

Selama di Srilanka, gw tinggal di panti jompo. Di postingan sebelumnya gw pernah bercerita mengenai 2 opa penghuni jompo yang mengalami gangguan jiwa sejak lahir. Kali ini gw akan bercerita mengenai 6 oma penghuni jompo yang mengalami gangguan jiwa. Selanjutnya gangguan jiwa akan disingkat jadi GJ (gangguan jiwa). Ke-6 oma ini mengalami GJ tidak dari lahir, tapi di tengah perjalanan hidup mereka. Mengapa para oma GJ ini ditempatkan dipanti jompo, bukannya di Rumah Sakit Jiwa? Beberapa oma tersebut pernah merasakan kehidupan Rumah Sakit Jiwa, setelah kesehatan mental mereka dianggap membaik dan tidak membahayakan orang lain, mereka di lepas ke lingkungan normal dengan tetap di bawah pemeriksaan rutin dari dokter. Selain itu kuota Rumah Sakit Jiwa juga terbatas (wew tenyata banyak orang stress), jadi walaupun ada yang belum terlalu tua (masih sekitar 50 tahunan, mereka di bawa ke panti jompo (untuk yang sudah tidak ada keluarga lagi).

Ada oma GJ yang bernama Oma Theva. Oma bertubuh gemuk ini mengalami gangguan jiwa karena KDRT oleh suaminya. Gw suka ngajak ngobrol Oma Theva, kadang dia balas obrolan gw, kadang hanya dibalas senyuman aja. Kalau gw elus tangannya, dia pasti langsung senyum. Oma ini suka dimarahin pengasuh soalnya kadar gula darah dan kolesterolnya tinggi. Kalau lagi diomelin supaya jangan makan banyak, dia cuman nunduk sambil garuk kepala, persis seperti anak kecil. Pernah gw liat Oma Theva lagi jalan ngegandeng Oma Baby (Oma baby memang susah jalan dengan baik). Aihhh, benar-benar pemandangan yang menyentuh hati.

Ada juga yang namanya Oma Meri dan Oma Baby. Kedua oma ini mengalami gangguan jiwa karena anak mereka jadi korban perang. Srilanka memang pernah mengalami perang antar etnis yang berlangsung selama puluhan tahun dan baru selesai di tahun 2009. Oma Meri sewaktu muda terkenal cantik. Sekarang Oma Meri selalu menundukkan kepala dan jarang berbicara, namun guratan cantiknya masih terlihat. Oma Baby badannya sangat kurus karena susah makan. Beberapa kali Oma Baby diomelin pengasuh karena ketahuan mindahin makanan dari piringnya ke piring Oma Theva (Oma Theva memang doyan makan jadi dia senang-senang aja kalau dikasi makanan tambahan). Karena ketahuan suka jadi 'vacuum cleaner' makanan oma lain, sekarang kalau lagi jam makan biasanya Oma Theva diungsikan dari oma lain. Mau ga mau mereka harus ngabisin makanan mereka sendiri.

Ada Oma Damayanti dan Oma Jeya. Mereka ini transferan dari Rumah Sakit Jiwa karena dianggap sudah sembuh. Karena mereka sudah tidak punya keluarga lagi, maka pihak Rumah Sakit Jiwa mengirim ke panti jompo. Iuran bulanan mereka di panti jompo ditanggung oleh pemerintah karena dianggap warga yang tidak bisa produktif bekerja dan tidak memiliki keluarga lagi. Mereka ini masing-masing memiliki mentor yang berasal dari pegawai pemerintah. Terkadang mentor mereka datang mengunjungi. Bahkan saat Oma Damayanti berulang tahun, sang mentor datang dan membawa permen. Bener-bener program pemerintah yang te-o-pe. Kalau gw lagi lewat di depan Oma Damayanti, dia selalu teriak manggil nama gw dan tepuk tangan, macam fans fanatik yang ketemu artis idolanya. Awalnya sih gw keki banget digituin, apalagi kalau lagi ada tamu dari luar, tapi lama-lama terbiasa #yah mau gimana lagiiiiii hahaha#.

Yang terakhir namanya Oma Pusparhani. Oma ini mengalami cacat saat lahir sehingga tangan kanan dan kaki kanannya bengkok. Lambat laun Oma Puspa menjadi stress karena merasa dirinya cacat dan tidak berharga.

Di Indonesia, kalau di jalan ketemu sama orang yang mengalami GJ, gw bakal menjauh atau lari. Awal bertemu dengan oma GJ di panti jompo ini gw juga takut banget, ga berani dekat-dekat. Senyum aja gw ga berani. Selama ini gw pikir pasien GJ suka ngamuk, teriak-teriak, dan menakutkan.Ternyata gw salah, ga selamanya pasien GJ suka ngamuk dan beringas. Malah oma-oma GJ ini cenderung pendiam dengan ekspresi muka yang kosong dan tertekan. Yah seperti layaknya manusia normal, kalau diperlakukan dengan baik maka akan memberikan respon yang baik pula.

Walaupun mengalami gangguan jiwa, mereka sangat memberkati gw. Mereka ini sangat penyayang. Para Oma yang mengalami gangguan jiwa memilki pengasuh yang mengurus keperluan mereka, namanya Ms.Shanti. Dia sehari-hari tinggal di panti jompo. Jika Ms.Shanti lagi off dan pulang ke rumahnya, mereka pasti nyariin Ms.Shanti seharian. Keliling panti jompo untuk nanya ke orang-orang kemana Ms.Shanti dengan mata berkaca-kaca. Aduh kalau ingat perilaku mereka yang penyayang, lumer banget rasanya. Yah mungkin kejiwaan mereka memang terganggu, namun mereka masih memiliki hati yang tulus untuk menunjukkan kasih sayang mereka.

Jadi ingat perkataan salah satu penghuni panti, dia bilang orang yang mengalami gangguan jiwa itu lupa menghitung berkat Tuhan yang telah mereka terima. Mereka hanya terfokus terhadap masalah yang mereka hadapi saja. Mereka lupa kalau selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah dan selalu ada Tuhan yang menjaga anakNya. Bener juga sih, setiap orang pasti punya permasalahan masing-masing. Yah tapi masalah tersebut ga bisa menggantikan berkat dari Tuhan yang selama ini kita terima dan pastinya setiap permasalahan yang kita hadapi bikin kita makin kuat dalam menjalani hidup.

Seperti lirik lagu “…….ketika ku percaya, mukjizat itu nyata…”. Mukjizat itu nyata di dalam hidup orang yang berserah padaNya. Jangan pernah lelah meminta pertolongan Tuhan dan menanti mukjizatNya. Seperti mukjizat yang dialami mahasiswi farmasi yang di 2 tahun pertama kuliah IP nya selalu dibawah 3 (bahkan pernah mendapat IP 2,1), yang mengira akan menjadi mahasiswa Drop Out dan memilki masa depan suram. Ternyata mahasiswi itu lulus tepat waktu dengan IP yang jauh lebih baik dari perkiraan (sebut nama saja mahasiswi itu Yolanda Pohan, nama sebenarnya).

Sebelum terlanjur mengalami gangguan jiwa (pait…pait… pait….), sadarilah bahwa hidup tidak serumit ilmu kalkulus. Dibalik foto-foto bahagia (dan perut rata) ka Dian Sastro yang sering dia post di media social, pastilah dia juga punya masalah pribadi (yang tentunya tidak dia umbar). Mari menikmati setiap hal kecil dalam kehidupan sebagai hal yang indah untuk disyukuri, seperti yang diajarin Eyang Louis Amstrong  “…trees of green, red roses too, I see them bloom for me and you….I think to my self, what a wonderful world…”
Yes what a wonderful world, isn’t it?


Oma BAby, Oma Theva, Neng Yolan

Oma Meri
Oma Damayanti, Oma Pusparhani

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Postingnya mulai serius2 euy....keep strong n take care. God bless u n them

    ReplyDelete
  3. Postingnya mulai serius2 euy....keep strong n take care. God bless u n them

    ReplyDelete
  4. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip

    ReplyDelete