Tuesday, November 3, 2015

Bajaj Pakai Argo

Di Srilanka, ga di kota, ga di desa bajaj bertebaran di mana-mana. Lucunya di sini beberapa bajaj pakai argo, macam taksi, dan di atas bajaj ada tulisan “Taxi Metered”. Buka pintu, argonya langsung dimulai dari 5000 perak. Ga terlalu mahal lah, 30 menit muter-muter cuman 25 ribu. Ada juga sih bajaj yang ga pake argo. Tapi gw belum pernah nyoba, takut ditipu, maklum bukan warga lokal. Untuk Bajaj tanpa argo ga ada logo “Taxi Metered”. Untuk yang lebih elit dikit, dengan AC serius tanpa ada getaran, ada juga taksi benerannya kaya taksi di Indonesia. Gw pernah nyoba sekali, tapi lupa waktu itu argo buka pintunya berapa.

Di Srilanka gada diskriminasi transportasi. Rasanya di Indonesia, gw ga pernah nemu angkot atau bajaj di tempat2 keren dan elit. Kalau di Srilanka, bajaj bisa nyampe ke bandara, nganterin penumpang sampai lobby mall dan lobby hotel bintang 5, wew.

Selain bajaj dan taksi, ada juga bus dan kereta api. Tapi sayangnya penampakan bus dan kereta api ga terlalu bagus. gada yang ber AC. Bahkan bus keluar kota yang butuh lebih dari 2 jam gada bus AC, semua non AC, aduh makkkk, ga kebayang Jakarta-Bandung naik bus non AC. Ada kenalan gw di sini dari Kolombo ke daerah Srilanka bagian utara naik bus non AC selama 10 jam. Horor ga tuh. Kereta api dalam kota pun juga ga begitu baik. Tidak ada pintu kereta, ga ada AC nya. Kurang tau deh untuk kereta luar kota bagaimana. Gara-gara transportasi yang kurang oke ini, gw ga berani jalan-jalan sendiri naik bus atau kereta, ah sayangnya.

Lalu lintas di Srilanka jauh lebih baik daripada di Indonesia. Kendaraan tidak semrawut. Jarang terlihat kemacetan. Fasilitas pejalan kaki oke punya.  Ga ada motor yang masuk trotoar dan kendaraan yang lawan arus. Para pengendara motor juga disiplin pakai helm. Bahkan di daerah pedesaan yang gada polisi dijalanan, pengemudi motor patuh pakai helm. Lalu lintas di ibukota pun ga sesemrawut Jakarta. Di Srilanka juga ga ada tukang parkir sama pak ogah. Jadi ga perlu sedia uang receh

Gw pikir, rekor pengemudi terburuk di pegang oleh supir angkot/mikrolet di Jakarta. Ternyata orang Srilanka lebih buruk lagi, ga mobil, ga bajaj, ga motor, sama aja semuanya. Bisa-bisanya mereka nyalip tanpa klakson, belok tanpa mengurangi kecepatan, berhenti seenak kentut, pokoknya ga banget deh. Gw sama Ms.Angelina dari UK beberapa kali turun jantung saat keliling naik mobil di Kolombo. Ms.Angelina yang udah menjelajah beberapa negara bilang kalau Srilanka paling buruk pengendara mobil/sepeda motor nya (Soalnya Ms.Angelina belum pernah ke Jakarta), hahaha.

Taksi dengan argo tanpa AC


Bajaj tanpa argo



1 comment: